BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Unggas adalah salah
satu hewan yang berkemungkinan untuk dikembang biakan, dan tidak menutup
kemungkinan untuk dikomersialisasikan oleh peternak, tidak sedikit dari ternak
dalam bidang unggas yang menghasilkan keuntungan yang besar. Sebagian besar
penduduk Indonesia menyuplai protein hewani melalui produk unggas. Unggas dapat
bertelur dan memiliki daging yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.
Unggas dapat dibedakan melalui ukuran tubuh dan jumlah daging maupun telur yang
dihasilkan. Salah satu unggas yang saat ini berkembang pesat dan banyak
dikembangkan oleh para peternak adalah ayam niaga pedaging. Ayam pedaging ini
dikenal dimasyarakat dengan nama ayam broiler. Ayam broiler merupakan ayam
jantan dan betina muda yang berumur dibawah 5 minggu ketika dijual dengan bobot
tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang
lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak.
Perkembangan peternakan
ayam di Indonesia pada dasawarsa ini sangat cepat. Hal ini tidak lepas dari
peran pemerintah, swasta maupun lembaga–lembaga ilmiah. Pada umumnya ada tiga
hal penting yang menentukan dalam peternak ayam yaitu bibit unggul, pakan yang
seimbang dan tata laksana pemeliharan yang baik. Indonesia merupakan negara
tropis yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi, kelembaban tinggi, serta
suhu iklim yang cukup tinggi. Kondisi yang demikian, tentu menjadi salah satu
faktor kurang optimalnya performance dari
ternak, khususnya performance
produksi ternak unggas. Seiring dengan berkembangnya peternakan unggas di
indonesia serta melihat kondisi iklim di Indonesia, muncul masalah-masalah yang
bisa mengakibatkan kurang optimalnya performance dari ternak bahkan dibawah
standar atau rendah. Masalah-masalah ini tidak menutup kemungkinan akan
mengakibatkan kerugian bagi peternak.
Munculnya
masalah-masalah yang bisa mengakibatkan buruknya kondisi peternakan unggas di
Indonesia, pasti ada solusinya. Hal yang paling vital adalah dari aspek manajemen.
Manajemen menjadi faktor yang paling utama karena kondisi iklim di Indonesia
yang demikian bisa “direkayasa” dengan manajemen yang tepat guna. Selain
manjemen, kondisi lingkungan dan materi genetik dari unggas adalah faktor yang
berpengaruh lainnya. Jika semua komponen ini terpenuhi, maka usaha peternakan
bisa maju berkembang dan pasti dapat secara berkelanjutan.
1.2 Tujuan
Mengetahui masalah yang timbul pada
proses pemeliharaan ayam bibit dan pemecahan masalah yang timbul pada manajemen
ayam bibit.
BAB
II
PERUMUSAN
MASALAH
Berbicara mengenai performance ayam bibit di Indonesia yang
rendah atau kualitas dibawah standar tertentu banyak sekali bentuk permasalahan
yang terjadi. Masalah-masalah yang sering ditemukan antara lain :
1. Seksual
maturity terlalu cepat maka kematian tinggi
2. Terlalu
gemuk
3. Pemberian
pakan yang tidak efisien
4. Kanibalisme
(mengakibatkan cacat)
5. Pencahayaan
6. Fertilitas,
daya tetas, salable chick
7. Sering
terjadi prolapsus, produksi pada telur.
BAB
III
PEMBAHASAN
DAN PEMECAHAN MASALAH
Usaha
peternakan merupakan salah satu usaha yang menjanjikan dan terus berkembang di
Indonesia. Menurut Rudi (2010) Industri peternakan di Indonesia sepanjang tahun
2008 yang lalu menunjukkan kinerja yang cukup bagus. Bahkan dalam tahun 2009
ketika krisis global yang belum berlalu ketika terjadi penurunan daya beli yang
kemudian mendorong substitusi pangan ke produk unggas, industri perunggasan
masih mampu bertahan. Produk unggas yang tetap bertahan ditengah krisis adalah
ayam dan telur, yang termasuk sebagai protein hewani yang harganya relatif
murah dibandingkan dengan harga daging sapi. Namun, ibarat peribahasa tak ada
gading yang tak retak. Dunia industri perunggasan di Indonesia khususnya usaha
ayam bibit, selalu terbentur masalah-masalah yang mengakibatkan performance
dari ayam bibit itu sendiri rendah dan dibawah standar. Upaya peningkatan
performance tersebut bisa dilakukan dengan perbaikan manajemen sistem
pemeliharaan, pakan, pengendalian penyakit dan perbaikan mutu genetik melalui
pembibitan (Suryana, 2008).
Memulai
suatu usaha pembibitan diperlukan pengetahuan dalam memilih ayam bibit untuk
menghasilkan bibit ayam yang berkualitas. Suatu tindakan untuk usaha pembibitan
tersebut harus dilakukan secara bertahap.
1. Tahap
pertama adalah memilih ayam sebagai induk untuk menghasilkan bibit yang bermutu
tinggi.
2. Mempunyai
pengetahuan tentang cara-cara mengawinkan ayam yang akan menghasilkan keturunan
yang bermutu.
Ayam bibit merupakan
ayam yang dipelihara untuk menghasilkan telur atau daging yang berkualitas
baik. Bibit ada dua yaitu bibit ayam petelur dan pedaging. Masalah-masalah yang
sering di temukan di lapangan, yaitu :
a. Seksual
maturity terlalu cepat
Seksual maturity
merupakan waktu dimana ayam pertama kali bertelur sekitar umur 16-18 minggu.
Dewasa kelamin yang terlalu cepat dapat mengakibatkan penampilan ayam yang
rendah. Biasanya disebabkan oleh pengelolaan di dalam satu kandang yang di
dalamnya terdapat umur yang tidak seragam, pemberian pakan yang terlalu banyak
mengandung protein dan energi sehingga menimbulkan penimbunan lemak tubuh. Ayam
yang dikandangkan dalam satu kandang dengan mencampur ayam jantan dan betina
juga dapat menyebabkan ayam lebih cepat
mencapai umur dewasa kelamin. Bila ayam terlalu cepat mencapai dewasa kelamin
maka telur yang dihasilkan kecil karena organ reproduksi belum berkembang
dengan sempurna.
Kejadian
tersebut dapat diatasi dengan restricted feeding (pembatasan pemberian pakan).
Tujuannya untuk memperlambat umur dewasa kelamin dan menyeragamkan bobot tubuh
ayam, sehingga produksi telur meningkat. Cara lain yang dapat digunakan untuk
mencegah sexual maturity yang terlalu cepat adalah memisahkan kandang ayam
jantan dengan ayam betina.
b. Terlalu
gemuk
Keadaan tubuh
ayam yang terlalu gemuk dapat disebabkan oleh pemberian pakan yang terlalu
banyak mengandung karbohidrat/energi tinggi yang tidak digunakan untuk
aktivitas maka energi tersebut akan tertimbun menjadi lemak. Kondisi tubuh yang
terlalu gemuk akan menghambat saluran reproduksi dalam menghasilkan telur.
Penanggulangannya adalah dengan cara mengurangi pemberian pakan yang mengandung
karbohidrat atau energi terlalu tinggi. Selain itu, dapat dilakukan juga dengan
cara mengelompokan ayam berdasarkan bobot badan dan umur pada suatu kandang,
sehingga pemberian pakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ayam dalam satu
kelompok kandang.
c. Pemberian
pakan yang tidak efisien
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang
diberikan harus memberikan zat (nutrisi) yang dibutuhkan ayam yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, sehingga pertambahan berat
badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem adlibitum
(selalu tersedia/tidak dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis
pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua)
tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang
harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan
(umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan
biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan POC NASA lewat air minum dengan
dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah
cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler. Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai
suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai
kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR
(Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama
pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen. Semakin rendah angka FCR,
semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit
menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus
dapat menurunkan angka FCR tersebut.
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik
dalam hal ini tergantung Konversi Ransum. Konversi ransum merupakan
perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah
telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang
baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih
besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu
banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu.
Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih,
nilai konversi ini dikemukakan berisi dari sel-sel hati tersebut
ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat
diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak
dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
d. Angka
kematian tinggi
Angka kematian umumnya
tinggi pada minggu pertama masa pemeliharaan. Angka kematian bisa dilihat sejak
ayam berumur 1-3 hari. Beberapa penyebab utama kematian pada umur tersebut,
yaiutu sebagai berikut :
·
DOC tidak berkualitas.
·
Kesalahan tata cara pemeliharaan
(mismanagement) periode brooding, terutama tata cara pemanasannya.
·
Adanya serangan penyakit, seperti
omphalities, pullorum, avian encephalomyelitis, defisiensi nutrisional, dan
jamur (Aspergilosis).
·
Ayam mengalami stres berat, terutama
disebabkan masalah transportasi selama pengiriman, misalnya temperatur di dalam
boks mobil tinggi karena dilakukan pada siang hari, sehingga DOC banyak yang
mengalami dihidrasi berat.
Permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara
melakukan seleksi yang baik terhadap DOC karena sebagaian besar puncak kematian
terjadi pada periode awal-awal pemeliharaan. Menegristek
(2000) menjelaskan secara singkat beberapa pedoman teknis untuk memilih
bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari, yaitu :
a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Sedangkan, menurut
Rasyaf (2003) ada beberapa pedoman yang harus diterapkan untuk memilih DOC yang
baik, yaitu:
1. Anak
ayam berasal dari induk yang sehat agar tidak membawa penyakit bawaan. Apabila
baru tiga hari anak ayam sudah banyak yang mati, sedangkan hal-hal lainnya
beres maka penyebabnya adalah induk yang tidak beres. Sebab itulah pembibit
yang besar dan bertanggung jawab akan mengganti ayam yang mati itu bila
disebabkan oleh penyakit bawaan dari induk ayam. Akan tetapi, kadang kala
pembibit yang jumlahnya banyak dengan ayam parent stock yang ratusan ribu ekor
itu tentunya sulit diawasi oleh beberapa orang petugas.
2. Ukuran
atau bobot ayam. Apabila ukuran atau bobot anak ayam relatif kecil maka sumber
penyebabnya adalah telur tetas ayam itu. Telur tetas yang besar akan
menghasilkan anak ayam yang besar, begitu pula sebaliknya.
3. Anak
ayam memiliki mata yang cerah dan bercahaya, aktif, serta tampak tegar.
Kecerahan mata inilah yang paling mudah untuk mendeteksi kondisi bangsa unggas.
4. Anak
ayam tidak memperlihatkan cacat fisik, kaki bangkok, mata buta atau kelainan
fisik lainnya yang mudah dilihat. Bulunya halus dan kering. Hal ini sebagai
tanda kenormalan dalam proses penetasan.
5. Anak
ayam tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Selain
itu anak ayam harus sudah divaksin. Dalam praktik sehari-hari, anak ayam yang
dibeli telah dikemas dalam boks yang diikat kuat sehingga sulit dipilih. Ketika
anak ayam tiba di peternakan, dimasukkan ke dalam sambil dihitung. Umunya
pembibit yang baik akan menjual anak ayam yang baik pula dan sudah divaksin.
Sering kali terjadi anak ayam mengalami kelelahan dalam perjalanan. Kematian
dalam boks umumnya terjadi akibat beban transpor atau cara pengiriman yang
tidak baik.
Bibit merupakan faktor penting dalam kegiatan
produksi karena menjamin kelangsungan usaha peternakan ayam. Menurut Ginting
(2003) dalam penelitiannya, rata-rata biaya DOC yang dikeluarkan oleh peternak ayam ras pedaging sebesar 26,98 persen. Biaya
DOC tersebut merupakan biaya terbesar kedua setelah biaya pakan. Selain itu,
ketersediaan, mutu dan kontinuitas bibit sangat mempengaruhi kelangsungan
produksi ternak yang akan dilakukan. Peternak ayam harus memiliki pemasok bibit
ternak tetap, sehingga kelangsungan produksi ternak tetap terjaga (Rahardi,
2003).
Seleksi DOC dilakukan di ruang seleksi, pada umumnya
Ada tiga grade atau kwalitas yang diterapkan oleh manajemen yakni Grade A atau
disebut juga kwalitas Super, kemudian Grade B atau disebut juga Grade BM dan
terakhir Grade C atau disebut juga Polosan. Dimana DOC Grade A, mempunyai berat
badannya di atas 38 atau lebih dari 40 gram per ekor. Berat badan DOC broiler
diatas 40 gram, adalah yang disukai oleh peternak. Hal ini selaras dengan pengalaman
mereka di kandang terhadap hasil penelitian. Artinya semakin DOC memiliki berat
yang diatas 38 gram maka pertumbuhannya akan cepat dan menghasilkan
performan yang bagus pada saat panen.
DOC grade A akan lebih bagus lagi bila indukkannya
setelah puncak produksi 34 s/d 54 minggu. DOC Grade B atau BM, mempunyai berat
badan hampir sama dengan grade A, tapi masalah kwalitasnya lebih rendah dari
grade A. Umumnya DOC grade B tidak rata beratnya, ada sedikit terkena
pecahan telor menempel di badannya atau lapisan kulit luar/outer membran telor,
sekitar perutnya agak botak atau ada warna lebih kuning disekitar pusarnya dan
terkadang tali pusar mirip benang masih menempel pada pangkal pusar. DOC Grade
C atau Polosan, berat badannya ringan atau kecil-kecil penampilannya,
terkadang terlihat pusar hitam masih menempel pada pangkal pusar. Dan sering
dijumpai lapisan Kulit luar/outer membran menempel pada badannya bahkan pecahan
yolk menempel di bagian badannya. Jika ada DOC dengan berat badan yang gemuk
tapi umumnya perutnya yang besar, lembek dan pusernya tidak menutup alias masih
basah.
Sedangkan menurut Roni dkk (2008),
penyeleksian dilakukan secara rutin setiap hari sejak minggu pertama.
Penyeleksian bertujuan memisahkan anak ayam yang kecil, kaki kering, terkena
omphalitis, serta abnormal (kaki pengkor, paruh bengkok, dan tubuh lemas)
dengan anak ayam yang sehat dan normal. Anak ayam yang diseleksi harus sesegera
mungkin dimusnahkan dan dicatat sebagai angka penyusutan ayam (deflation). Grading adalah pengelompokan
ayam menjadi beberapa kelompok sesuai dengan standar berat setiap strain ayam.
Anak ayam yang kecil dipisahkan tersendiri dan diberi perlakuan khusus hingga
berat badannya bisa mengejar berat badan anak ayam yang besar. Perlakuan khusus
untuk anak ayam yang memiliki berat badan rendah adalah pemberian vitamin
secara terus-menerus, pemeberian pemanas lebih lama, sesering mungkin
membangunkan anak ayam untuk makan, dan mengurangi perbandingan tempat pakan
dan tempat minum dengan anak ayam.grading terhadap ayam secara keseluruhan
perlu dilakukan sejak ayam berumur 17-22 hari, terutama ayam broiler breeder.
Perlakuan ini berkorelasi nyata antara keseragaman ayam pada pemeliharaan
periode starter dan keseragaman ayam pada periode pertumbuhan dan periode produksi.
Sedangkan, menurut Dirjen Peternakan (2002), seleki bibit
merupakan langkah pertama dalam sistem peternakan. Bibit anak ayam ras niaga
(kuri/DOC) tipe pedaging harus berasal dari pembibitan ayam ras tipe pedaging
sesuai dengan standar persyaratan mutu SNI 01.4868.1-1998 sebagai berikut berat
kuri perekor minimal 37 gram, kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat
berdiri tegak, aktif, tidak dehidrasi, tidak cacat fisik, warna 5 bulu seragam
sesuai dengan galur, kondisi bulu kering, dan mengembang.
Hal penting lainnya
mengenai ayam broiler yaitu harga anak ayam. Harga inilah yang pada akhirnya
menentukan bibit yang dipilih. Umumnya harga anak ayam ras pedaging relatif
sama. Hal yang membedakannya adalah cara pembayarannya. Pembibit mengharuskan
membayar segera atau boleh ditunda. Cara membayar tunda itu memang memungkinkan
karena anak ayam ras pedaging ini hanya dipelihara dalam waktu 5-6 minggu saja.
Menurut Rasyaf (2003),
hal-hal lain yang mempengaruhi penentuan bibit antara lain harga bibit, sistem
pembayaran, pelayanan purna jual dan reputasi pembibit yang bersangkutan. Cara
pembayaran dan pelayanan puma jual sangat berkaitan dengan reputasi pembibit
yang bersangkutan. Pembibit yang berprestasi baik akan bertanggung jawab dan
memberikan pelayanan puma jual melalui pelayanan teknis.
e. Sering
terjadi prolapsus
Hal ini disebabkan oleh
pertumbuhan jaringan tubuhnya belum maksimal khususnya organ reproduksi,
sehingga reproduksinya belum optimal. Salah satu ciri awal yang dapat diamati
sebagai indikator terjadinya prolapse adalah terjadinya bercak darah pada telur
yang dihasilkan sebagaimana biasa, maka penerapan manajemen pemeliharaan yang
tepat dan penuh kehati-hatian akan bisa meminimalisir kasus prolaps sebagaimana
beberapa kasus kesehatan lain yang sering terjadi di dalam flok. Jika
memungkinkan pemberlakuan isolasi terhadap unggas yang mengalami prolaps akan
mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut. Berikut ini adalah beberapa hal
yang perlu diperhatikan:
-
Keseimbangan nutrisi dalam ransum diperlukan untuk
menjaga kestabilan produksi telur dan mempertahankan pencapaian bobot tubuh
sebagaimana level yang direkomendasikan. Sekiranya diperlukan dapat
berkonsultasi dengan petugas yang ditunjuk oleh pabrikan pembuat pakan.
-
Pastikan bahwa intensitas cahaya di dalam kandang
sesuai dengan level yang direkomendasikan. pertibangkan untuk mengurangi
intensitas cahaya dengan menutup cahaya yang dapat masuk melalui jendela /
lubang dalam kandang atau dapat dilakukan penggantian lampu dengan ukuran watt
yang lebih.
-
Jika terjadi kasus double yolk yang cukup tinggi (lebih
dari 4%), lakukan restriki pakan secara ringan (gently restrict feed intake)
(pengurangan dilakukan 5-10% dibawah kemampuan konsumsi secara ad libitum).
-
Luangkan waktu untuk melakukan observasi pada unggas
terkait dengan peluang terjadinya tingkah laku pematukan vent. jika terjadi
maka ayam-ayam tersebut perlu diisolasi.
-
Pertimbangan terakhir, gunakan lampu berwarna merah
dengan watt yang sangat rendah. jika unggas tidak bisa membedakan warna
kelenjar kerabang (ovarium) yang keluar dengan warna background merah yang
terbentu, mungkin dapat mengurangi kerentanan terjadinya kerusakan akibat
pecking / pematukan.
f. Pencahayaan
Faktor cahaya merupakan
faktor lingkungan yang sangat penting karena digunakan untuk mengatur dewasa
kelamin, aktifitas peneluran, pemasangan perkawinan, dan produksi sperma.
Kekurangan cahaya akan menghambat pertumbuhan organ reproduksi, tingkah laku
dan interaksi sosial. Menurut Roni (2008), pencahayaan selama 24 jam untuk ayam
breeder periode pemanasan hanya dilakukan pada hari 1-3 dengan tujuan agar ayam
mengetahui letak tempat pakan, tempat minum, dan pemanas. Setelah itu, program
pencahayaan dilakukan secara ketat sesuai dengan program yang direkomendasikan
oleh setiap strain untuk menghindari dewasa kelamin dini (early sexual
maturity). Contoh jadwal program pencahayaan untuk ayam breeder (di kandang
tertutup) dapat dilihat pada tabel berikut.
Umur
(hari)
|
Lama
Pencahayaan (jam)
|
Intensitas
(watt/m2)
|
Lux
|
1-2
|
24
|
3
|
30
|
3-4
|
20
|
3
|
30
|
5-6
|
18
|
3
|
30
|
7-8
|
16
|
2
|
20
|
9-10
|
12
|
2
|
20
|
11-12
|
12
|
2
|
20
|
13-14
|
10
|
1
|
10
|
15-133
|
8
|
1
|
10
|
134-140
|
9
|
2
|
20
|
Sedangkan untuk ayam breeder dalam periode
pertumbuhan, program penambahan cahaya harus didasarkan pada keadaan lingkungan
dan berat badan ayam. Stimulasi cahaya sebaiknya tidak diberikan jika berat
badan masih di bawah standar. Penambahan cahaya dapat dilakukan dengan syarat
95% dari jumlah ayam telah mencapai berat 1,78 kg. Pemberian cahaya bertujuan
untuk memberikan stimulus atau rangsangan melalui mata yang akan dikirimkan ke
sistem hormonal dan saraf (neuro hormonal system) yang akan memacu perkembangan
alat reproduksi ayam betina atau dewasa kelamin (sexual maturity).
g. Kanibalisme
Kanibalisme adalah
mematuk bahkan memakan kawan sendiri, kanibalisme dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu kekurangan zat makanan, misalnya : protein, mineral dan
air minum. Penyebab dan cara penanganan kanibalisme :
-
kurangan pakan dan defisiensi mineral
(batu-batuan (grit), mineral (NaCI dan Kalsium) dan kandungan nutrisi lainnya)
juga akan memicu timbulnya sifat kanibalisme. Pada ayam petelur, ayam mematuk
telurnya untuk menambah kekurangan kalsium. Pada ayam broiler ayam akan mematuk
bulu, pial, jari-jari kaki ayam lainnya, bahkan hal ini jika terlalu parah
dapat mengakibatkan kematian.
- Kepadatan
populasi dalam kandang dapat mengakibatkan suhu ruang meningkat, sehingga mengakibatkan
ayam akan saling berebut atau bertarung yang menyebabkan kanibalisme untuk
mendapatkan tempat yang nyaman.
- Keseragaman
umur ternak sangat penting karena kebanyakan ternak yang lebih dewasa akan
menyerang ternak yang lebih muda, hal ini berakibat fatal jika saat pematukan
mengenai mata atau organ lainnya yang menyebabkan cacat.
- Kondisi
suhu kandang yang terlalu dan lembab akan mengakibatkan unggas menjadi stress.
Hal ini dapat memicu timbulnya kanibalisme karena ternak berusaha melepaskan
panas tubuh dengan mencari tempat yang nyaman.
- Kurang
tempat makan dan minum baik dari segi jumlah maupun luasnya.hal ini ayam akan
berebut untuk makan ataupun minum. Sifat alamiah ternak akan saling
memperebutkan makanan. Mereka akan saling mematuk satu sama lain jika tempat
pakan yang tersedia terlalu sedikit.
- kutu,
caplak, tungau, dan pinjal juga menyebabkan kanibalisme karena rasa gatal dan
ayam akan mematuk-matuk tubuhnya bahkan sampai berdarah.
- Ayam
cenderung menyerang warna merah (jengger), hal ini sering terjadi pada ayam
kampung dan ayam petelur. Ayam akan mematuk jengger unggas lainnya. Sifat ini
sifat alami ayam.
Cara
Penanganan :
- Cara
mengatasinya adalah dengan menambah pakan dan air bersih, kalau perlu air minum
ditambah dengan sedikit garam dapur, yaitu 5g/liter air selama dua (2) hari
berturut-turut.
- Populasi
kepadatan ayam dalam kandang dikurangi supaya banyak menyisakan ruang gerak.
Sehingga ternak dapat dengan mudah melepas panas tubuhnya. Kepadatan kandang
sebaiknya 11-12 per meter persegi, hal ini untuk daerah pegunungan. Untuk
memelihara dalam bentuk koloni, sebaiknya umur ternak harus seragama, karena
unggas yang lebih muda akan menjadi sasaran kanibalisme.
- Suhu
ruangan kandang diharuskan tetap segar dan kelembapan tetap baik tentunya
dengan fentilasi kandang yang baik. Suhu ideal untuk unggas sekitar 33° C.
- Takaran
pakan diberikan sedikit lebih banyak dan diberikan secara merata agar semuanya
mempunyai akses terhadap pakan. Untuk tempat pakan dapat disesuaikan dengan
umur ternak dan jumlah populasi ternak.
- Melakukan
sanitasi kandang dengan membersihkan kandang, dicuci dan disemprot dengan
Antiseptik disinfektan untuk membunuh kutu, caplak. Pinjal tungau dengan obat
anti kutu (Kututox atau Kututox-S). Untuk mengatasi lalat didalam kandang dengan
penyemprotan obat anti lalat.
- Debeaking
(potong paruh) yaitu memotong sedikit paruh ayam agar tidak melukai ketika
dipakai untuk mematuk sesamanya. Pemotongan paruh yang dilakukan pada DOC (Day
Old Chiken) atau anak ayam berumur dibawah 1 minggu juga memberikan keuntungan
dalam hal penanganan jauh lebih mudah dan paruhnya masih lunak, disamping itu
apabila ayam mengalami stress akibat pemotongan paruh maka masih tersedia waktu
yang cukup panjang untuk mengembalikan kondisinya kepada keadaan semula. Debeaking
pada umur muda biasanya dilakukan pada tipe petelur, yaitu umur 10 - 14 minggu
dan 3 - 4 minggu sebelum periode produksi yaitu umur 18 – 20 minggu.
Karakteristik Ayam
Bibit
Menurut
Fadilah et al (2006), saat ini lebih dari 300 jenis ayam murni dan varietas,
termasuk ayam broiler pembibit (broiler breeder stock) yang telah terseleksi
dan ditingkatkan keunggulan potensi genetiknya, telah tersebar diseluruh dunia.
Beberapa potensi genetik yang telah ditingkatkan, yaitu sebagai berikut :
1. Ukuran tubuh besar.
2. Proporsi daging karkas
tinggi,
3. Kerangka tulang kuat.
4. Cepat tumbuh.
5. Kulit berwarna putih
atau kuning bersih.
6. Memiliki konversi pakan
yang baik.
7. Tahan terhadap
penyakit.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang
ada di lapangan mengenai karakteristik ayam bibit, maka menurut Gunawan dkk
(2000) terdapat beberapa persyaratan catur raga yang harus dimiliki oleh ayam
bibit, diantaranya yaitu a) kaki kecil dan pendek, b) tulang pubis lebih dari 2
jari, c) tubuh elastis, d) ekor mengipas, di bagian tunggir tumbuh bulu yang
merata, e) punggung rata, dari mulai ujung leher sampai kloaka, f) paruh pendek
dan kecil, g) mata cerah, h) pial merah, i) jarak capit udang berkisar 4 jari,
j) bulu mengkilat.
Menurut Roni
(2008) ciri-ciri ayam broiler bibit betina produktif dan nonproduktif yang
terdapat pada tabel berikut ini :
Uraian
|
Ayam Produktif
|
Ayam Non Produktif
|
Daerah Kepala
|
Muka cerah, mata bening, jengger
merah, tidak mengantuk, serta lubang hidung dan mulut bersih, tidak
berlendir, atau tidak ada eksudat.
|
Muka buram, mata sayu kadang-kadang
berair dan mengantuk, jengger pucat dan mengecil, lubang hidung dan mulut
berlendir atau ada eksudat.
|
Bulu
|
Cerah, tidak kusam, dan kelihatan
berminyak.
|
Kusam, kelihatan lusuh, kering, dan
posisi bulu seperti berdiri.
|
Sayap
|
Kuat dan posisi tidak jatuh
|
Lemah dan posisi sayap terkulai
|
Kaki
|
Ayam berdiri tegak, kaki kokoh dan
berminyak.
|
Ayam duduk lesu dan lemah, kaki
kelihatan kering.
|
Kloaka
|
Bersih, besar, tidak ada kotoran
pada bulu di sekitar anus, dan kelihatan seperti berminyak (basah).
|
Kotor, kecil, kadang-kadang ada
pasta putih, bulu-bulu disekitar anus kotor, dan kelihatan kering.
|
Tulang pubic
|
Lebar sekitar tiga jari.
|
Sempit, kurang dari tiga jari.
|
Produksi telur
|
Selama satu siklus hidup menghasilkan
lebih dari 300 butir.
|
Selama satu siklus hidup
menghasilkan kurang dari 300 butir.
|
Penampakan
|
Lincah dan aktif, nafsu.
|
Lesu, tidak aktif, dan nafsu.
|
Umum
|
Makan, dan minum normal.
|
Makan kurang.
|
Satu ekor ayam induk nenek betina
(grand parent stock/GPS) selama satu siklus hidupnya bisa menghasilkan 35-40
ekor ayam induk (parents stock atau ayam pembibit atau ayam breeder). Sementara
itu, satu ekor ayam parent stock betina bisa menghasilkan 120-140 ekor ayam
komersial.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa di
sampaikan adalah perbaikan manajemen merupakan kunci keberhasilan paling utama
dalam meningkatkan performance dari
ternak unggas khususnya ayam bibit, meskipun pengaruh lingkungan dan genetik
memiliki peran. Dalam hal pembibitan perbaikan kualitas daya tetas
(hatcebility) manajemen pemeliharaan dari fase strater, grower dan layer atau
produksi dipisahkan. Mulai dari manajemen kandang, pemberian pakan, pencegahan
penyakit dan pengolahan limbahnya. Pada makalah ini, perbaikan kualitas daya
tetas ditekankan pada pemeliharaan bibit indukan di kandang. Dengan memperbaiki
manajemen pemeliharaan ayam induk, tentu untuk kualitas periode berikutnya bisa
dilakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Gunawan, A., M. Sulistyati, Budiman, M. Sulaeman, dan K. Hidayat. 2000. Sistem Pengetahuan Lokal Cara Seleksi Ayam
Buras dan Uji Coba Potensi Produktivitasnya. Balai Pengkajian Pertanian
Lembang.Universitas Padjajaran. Bandung.
Hudson,B.P , R. J. Lien, and J. B. Hess. 2001. Effects of body weight
uniformity and pre-peak feeding programs on broiler breederHen performance. http://japr.fass.org/cgi/reprint/10/1/24?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=grand+parent+stock+performance&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype=HWCIT
(15 september 2012).
Fadilah, Roni, et al. 2006. Sukses
Beternak Ayam Broiler. Bogor: Agromedia Pustaka.
Ginting, M.
2003. Analisis Tingkat Pendapatan dan
Efisiensi Penggunaan Faktor- Faktor Produksi Perusahaan Peternakan Ayam Broiler.
PT. Prima Karsa di Bogor. Skripsi. Program Studi Ekonomi Peternakan.
Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Peebles, d, tomas pansky, steven m. Doyle, and tom w smith. Effect of
breeder dietary fat and egg shelclu ticlree moval on subsequent broiler growou
performance. http://japr.fass.org/cgi/reprint/7/4/377?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=breeding+breeder+parent&andorexactfulltext=and&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype=HWT. (15 september
2012)
Rahardi, F. Dan
R. Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan.
Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, M. 2003.
Beternak Ayam Pedaging. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Roni, F.,
Agustin P., Sjamsirul A., dan Eko P. 2008. Panduan
Lengkap Sukses Beternak Ayam Broiler. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
BANYAK PROMO DISINI
BalasHapusAgen Poker pulsa Terpercaya Di Indonesia, posisi perwakilan Poker Online mengemukakan pulsa yakni semacam gembong judi yang menamakan tontonan poker online pada kala ini sudah sekali mudah degnan hadirnya tontonan ini poker online sedimen via pulsa fasilitas dalam beraga disebuah pertunjukan judi online yang larat kita jumpai saat ini sebenarnya buah semenjak makin bertumbuhnya zaman dan teknologi saat ini didalam tontonan andalan online. Dengan cuma menggunakan pulsa ragam uang endapan atraksi di poker deposit pulsa online, petugas sudah mendapat putaran yang lawas berkelakuan serta memenangkan permainan.
Beraga mengusulkan pulsa didalam pementasan judi online mestinya sebenarnya bakal makin melecehkan pegawai masa agan melakukan pergelaran cagaran online. Sehubungan adanya endapan dengan pulsa alkisah petugas tentu piawai berdasarkan ringan bernilai berpura-pura lalu berprofesi jagoan didalam simetri permainan poker. Pergelaran judi online deposit via pulsa pastinya hendak menggayuh beberapa nilai sok yang mampu berbentuk pulsa juga atau berwujud uang sahih didalam setangkup permainan judi online.
BACA JUGA:
poker via pulsa
judi poker via pulsa
main judi pulsa
Daftar sekarang hanya di ZeusBola
BONUS 10% SETIAP HARI
BalasHapusPerutusan Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan paling baik yg menyediakan jasa pelayanan kepada permulaan akun permainan judi atau taruhan online untuk kamu di duta judi online yg berderajat International, benar dan terpercaya hanya di poker pulsa.
Sebagai Agen Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dgn maskapai Sbobet beroperasi di Asia yang dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh sang presiden Isle of Man pada beroperasi yang merupakan juru taruhan latihan jasmani sedunia.
https://bolazeus.pw/2018/12/28/situs-agen-taruhan-sabung-ayam-s128-deposit-pulsa-termurah/
https://bolazeus.pw/2018/12/27/link-alternatif-s128-deposit-pulsa-sabung-ayam-online/
https://bolazeus.pw/2018/12/26/panduan-judi-deposit-pulsa-telkomsel-teraman/
https://bolazeus.pw/2018/12/26/cara-memilih-agen-poker-deposit-via-pulsa/
bonus deposit sabung ayam s128
Daftar di Link Alternatif anti Internet Positif disini :
https://zeus77.net
livechat zeusbola
Ayo daftar sekarang di Zeusbola