Selasa, 23 Desember 2014

PERFORMAN AYAM BIBIT RENDAH



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Unggas adalah salah satu hewan yang berkemungkinan untuk dikembang biakan, dan tidak menutup kemungkinan untuk dikomersialisasikan oleh peternak, tidak sedikit dari ternak dalam bidang unggas yang menghasilkan keuntungan yang besar. Sebagian besar penduduk Indonesia menyuplai protein hewani melalui produk unggas. Unggas dapat bertelur dan memiliki daging yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Unggas dapat dibedakan melalui ukuran tubuh dan jumlah daging maupun telur yang dihasilkan. Salah satu unggas yang saat ini berkembang pesat dan banyak dikembangkan oleh para peternak adalah ayam niaga pedaging. Ayam pedaging ini dikenal dimasyarakat dengan nama ayam broiler. Ayam broiler merupakan ayam jantan dan betina muda yang berumur dibawah 5 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak.
Perkembangan peternakan ayam di Indonesia pada dasawarsa ini sangat cepat. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah, swasta maupun lembaga–lembaga ilmiah. Pada umumnya ada tiga hal penting yang menentukan dalam peternak ayam yaitu bibit unggul, pakan yang seimbang dan tata laksana pemeliharan yang baik. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi, kelembaban tinggi, serta suhu iklim yang cukup tinggi. Kondisi yang demikian, tentu menjadi salah satu faktor kurang optimalnya performance dari ternak, khususnya performance produksi ternak unggas. Seiring dengan berkembangnya peternakan unggas di indonesia serta melihat kondisi iklim di Indonesia, muncul masalah-masalah yang bisa mengakibatkan kurang optimalnya performance dari ternak bahkan dibawah standar atau rendah. Masalah-masalah ini tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan kerugian bagi peternak.
Munculnya masalah-masalah yang bisa mengakibatkan buruknya kondisi peternakan unggas di Indonesia, pasti ada solusinya. Hal yang paling vital adalah dari aspek manajemen. Manajemen menjadi faktor yang paling utama karena kondisi iklim di Indonesia yang demikian bisa “direkayasa” dengan manajemen yang tepat guna. Selain manjemen, kondisi lingkungan dan materi genetik dari unggas adalah faktor yang berpengaruh lainnya. Jika semua komponen ini terpenuhi, maka usaha peternakan bisa maju berkembang dan pasti dapat secara berkelanjutan.


1.2 Tujuan
            Mengetahui masalah yang timbul pada proses pemeliharaan ayam bibit dan pemecahan masalah yang timbul pada manajemen ayam bibit.


















BAB II
PERUMUSAN MASALAH

Berbicara mengenai performance ayam bibit di Indonesia yang rendah atau kualitas dibawah standar tertentu banyak sekali bentuk permasalahan yang terjadi. Masalah-masalah yang sering ditemukan antara lain :
1.      Seksual maturity terlalu cepat maka kematian tinggi
2.      Terlalu gemuk
3.      Pemberian pakan yang tidak efisien
4.      Kanibalisme (mengakibatkan cacat)
5.      Pencahayaan
6.      Fertilitas, daya tetas, salable chick
7.      Sering terjadi prolapsus, produksi pada telur.














BAB III
PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH
           
Usaha peternakan merupakan salah satu usaha yang menjanjikan dan terus berkembang di Indonesia. Menurut Rudi (2010) Industri peternakan di Indonesia sepanjang tahun 2008 yang lalu menunjukkan kinerja yang cukup bagus. Bahkan dalam tahun 2009 ketika krisis global yang belum berlalu ketika terjadi penurunan daya beli yang kemudian mendorong substitusi pangan ke produk unggas, industri perunggasan masih mampu bertahan. Produk unggas yang tetap bertahan ditengah krisis adalah ayam dan telur, yang termasuk sebagai protein hewani yang harganya relatif murah dibandingkan dengan harga daging sapi. Namun, ibarat peribahasa tak ada gading yang tak retak. Dunia industri perunggasan di Indonesia khususnya usaha ayam bibit, selalu terbentur masalah-masalah yang mengakibatkan performance dari ayam bibit itu sendiri rendah dan dibawah standar. Upaya peningkatan performance tersebut bisa dilakukan dengan perbaikan manajemen sistem pemeliharaan, pakan, pengendalian penyakit dan perbaikan mutu genetik melalui pembibitan (Suryana, 2008).
Memulai suatu usaha pembibitan diperlukan pengetahuan dalam memilih ayam bibit untuk menghasilkan bibit ayam yang berkualitas. Suatu tindakan untuk usaha pembibitan tersebut harus dilakukan secara bertahap.
1.      Tahap pertama adalah memilih ayam sebagai induk untuk menghasilkan bibit yang bermutu tinggi.
2.      Mempunyai pengetahuan tentang cara-cara mengawinkan ayam yang akan menghasilkan keturunan yang bermutu.
Ayam bibit merupakan ayam yang dipelihara untuk menghasilkan telur atau daging yang berkualitas baik. Bibit ada dua yaitu bibit ayam petelur dan pedaging. Masalah-masalah yang sering di temukan di lapangan, yaitu :
a.       Seksual maturity terlalu cepat
Seksual maturity merupakan waktu dimana ayam pertama kali bertelur sekitar umur 16-18 minggu. Dewasa kelamin yang terlalu cepat dapat mengakibatkan penampilan ayam yang rendah. Biasanya disebabkan oleh pengelolaan di dalam satu kandang yang di dalamnya terdapat umur yang tidak seragam, pemberian pakan yang terlalu banyak mengandung protein dan energi sehingga menimbulkan penimbunan lemak tubuh. Ayam yang dikandangkan dalam satu kandang dengan mencampur ayam jantan dan betina juga dapat menyebabkan  ayam lebih cepat mencapai umur dewasa kelamin. Bila ayam terlalu cepat mencapai dewasa kelamin maka telur yang dihasilkan kecil karena organ reproduksi belum berkembang dengan sempurna.
Kejadian tersebut dapat diatasi dengan restricted feeding (pembatasan pemberian pakan). Tujuannya untuk memperlambat umur dewasa kelamin dan menyeragamkan bobot tubuh ayam, sehingga produksi telur meningkat. Cara lain yang dapat digunakan untuk mencegah sexual maturity yang terlalu cepat adalah memisahkan kandang ayam jantan dengan ayam betina.
b.      Terlalu gemuk
Keadaan tubuh ayam yang terlalu gemuk dapat disebabkan oleh pemberian pakan yang terlalu banyak mengandung karbohidrat/energi tinggi yang tidak digunakan untuk aktivitas maka energi tersebut akan tertimbun menjadi lemak. Kondisi tubuh yang terlalu gemuk akan menghambat saluran reproduksi dalam menghasilkan telur. Penanggulangannya adalah dengan cara mengurangi pemberian pakan yang mengandung karbohidrat atau energi terlalu tinggi. Selain itu, dapat dilakukan juga dengan cara mengelompokan ayam berdasarkan bobot badan dan umur pada suatu kandang, sehingga pemberian pakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ayam dalam satu kelompok kandang.
c.       Pemberian pakan yang tidak efisien
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat (nutrisi) yang dibutuhkan ayam yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem adlibitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.  Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen. Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut.
Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung Konversi Ransum. Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berisi dari sel-sel hati tersebut
 ini pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
d.      Angka kematian tinggi
Angka kematian umumnya tinggi pada minggu pertama masa pemeliharaan. Angka kematian bisa dilihat sejak ayam berumur 1-3 hari. Beberapa penyebab utama kematian pada umur tersebut, yaiutu sebagai berikut :
·         DOC tidak berkualitas.
·         Kesalahan tata cara pemeliharaan (mismanagement) periode brooding, terutama tata cara pemanasannya.
·         Adanya serangan penyakit, seperti omphalities, pullorum, avian encephalomyelitis, defisiensi nutrisional, dan jamur (Aspergilosis).
·         Ayam mengalami stres berat, terutama disebabkan masalah transportasi selama pengiriman, misalnya temperatur di dalam boks mobil tinggi karena dilakukan pada siang hari, sehingga DOC banyak yang mengalami dihidrasi berat.
Permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan seleksi yang baik terhadap DOC karena sebagaian besar puncak kematian terjadi pada periode awal-awal pemeliharaan. Menegristek (2000) menjelaskan secara singkat beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari, yaitu :
a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Sedangkan, menurut Rasyaf (2003) ada beberapa pedoman yang harus diterapkan untuk memilih DOC yang baik, yaitu:
1.      Anak ayam berasal dari induk yang sehat agar tidak membawa penyakit bawaan. Apabila baru tiga hari anak ayam sudah banyak yang mati, sedangkan hal-hal lainnya beres maka penyebabnya adalah induk yang tidak beres. Sebab itulah pembibit yang besar dan bertanggung jawab akan mengganti ayam yang mati itu bila disebabkan oleh penyakit bawaan dari induk ayam. Akan tetapi, kadang kala pembibit yang jumlahnya banyak dengan ayam parent stock yang ratusan ribu ekor itu tentunya sulit diawasi oleh beberapa orang petugas.
2.      Ukuran atau bobot ayam. Apabila ukuran atau bobot anak ayam relatif kecil maka sumber penyebabnya adalah telur tetas ayam itu. Telur tetas yang besar akan menghasilkan anak ayam yang besar, begitu pula sebaliknya.
3.      Anak ayam memiliki mata yang cerah dan bercahaya, aktif, serta tampak tegar. Kecerahan mata inilah yang paling mudah untuk mendeteksi kondisi bangsa unggas.
4.      Anak ayam tidak memperlihatkan cacat fisik, kaki bangkok, mata buta atau kelainan fisik lainnya yang mudah dilihat. Bulunya halus dan kering. Hal ini sebagai tanda kenormalan dalam proses penetasan.
5.      Anak ayam tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Selain itu anak ayam harus sudah divaksin. Dalam praktik sehari-hari, anak ayam yang dibeli telah dikemas dalam boks yang diikat kuat sehingga sulit dipilih. Ketika anak ayam tiba di peternakan, dimasukkan ke dalam sambil dihitung. Umunya pembibit yang baik akan menjual anak ayam yang baik pula dan sudah divaksin. Sering kali terjadi anak ayam mengalami kelelahan dalam perjalanan. Kematian dalam boks umumnya terjadi akibat beban transpor atau cara pengiriman yang tidak baik.
Bibit merupakan faktor penting dalam kegiatan produksi karena menjamin kelangsungan usaha peternakan ayam. Menurut Ginting (2003) dalam penelitiannya, rata-rata biaya DOC yang dikeluarkan oleh peternak ayam ras pedaging sebesar 26,98 persen. Biaya DOC tersebut merupakan biaya terbesar kedua setelah biaya pakan. Selain itu, ketersediaan, mutu dan kontinuitas bibit sangat mempengaruhi kelangsungan produksi ternak yang akan dilakukan. Peternak ayam harus memiliki pemasok bibit ternak tetap, sehingga kelangsungan produksi ternak tetap terjaga (Rahardi, 2003).
Seleksi DOC dilakukan di ruang seleksi, pada umumnya Ada tiga grade atau kwalitas yang diterapkan oleh manajemen yakni Grade A atau disebut juga kwalitas Super, kemudian Grade B atau disebut juga Grade BM dan terakhir Grade C atau disebut juga Polosan. Dimana DOC Grade A, mempunyai berat badannya di atas 38 atau lebih dari 40 gram per ekor. Berat badan DOC broiler diatas 40 gram, adalah yang disukai oleh peternak. Hal ini selaras dengan pengalaman mereka di kandang terhadap hasil penelitian. Artinya semakin DOC memiliki berat yang  diatas 38 gram maka pertumbuhannya akan cepat dan menghasilkan performan yang bagus pada saat panen.
DOC grade A akan lebih bagus lagi bila indukkannya setelah puncak produksi 34 s/d 54 minggu. DOC Grade B atau BM, mempunyai berat badan hampir sama dengan grade A, tapi masalah kwalitasnya lebih rendah dari grade A. Umumnya DOC grade  B tidak rata beratnya, ada sedikit terkena pecahan telor menempel di badannya atau lapisan kulit luar/outer membran telor, sekitar perutnya agak botak atau ada warna lebih kuning disekitar pusarnya dan terkadang tali pusar mirip benang masih menempel pada pangkal pusar. DOC Grade C atau Polosan,  berat badannya ringan atau kecil-kecil penampilannya, terkadang terlihat pusar hitam masih menempel pada pangkal pusar. Dan sering dijumpai lapisan Kulit luar/outer membran menempel pada badannya bahkan pecahan yolk menempel di bagian badannya. Jika ada DOC dengan berat badan yang gemuk tapi umumnya perutnya yang besar, lembek dan pusernya tidak menutup alias masih basah.
Sedangkan menurut Roni dkk (2008), penyeleksian dilakukan secara rutin setiap hari sejak minggu pertama. Penyeleksian bertujuan memisahkan anak ayam yang kecil, kaki kering, terkena omphalitis, serta abnormal (kaki pengkor, paruh bengkok, dan tubuh lemas) dengan anak ayam yang sehat dan normal. Anak ayam yang diseleksi harus sesegera mungkin dimusnahkan dan dicatat sebagai angka penyusutan ayam (deflation). Grading adalah pengelompokan ayam menjadi beberapa kelompok sesuai dengan standar berat setiap strain ayam. Anak ayam yang kecil dipisahkan tersendiri dan diberi perlakuan khusus hingga berat badannya bisa mengejar berat badan anak ayam yang besar. Perlakuan khusus untuk anak ayam yang memiliki berat badan rendah adalah pemberian vitamin secara terus-menerus, pemeberian pemanas lebih lama, sesering mungkin membangunkan anak ayam untuk makan, dan mengurangi perbandingan tempat pakan dan tempat minum dengan anak ayam.grading terhadap ayam secara keseluruhan perlu dilakukan sejak ayam berumur 17-22 hari, terutama ayam broiler breeder. Perlakuan ini berkorelasi nyata antara keseragaman ayam pada pemeliharaan periode starter dan keseragaman ayam pada periode pertumbuhan dan periode produksi.
Sedangkan, menurut Dirjen Peternakan (2002), seleki bibit merupakan langkah pertama dalam sistem peternakan. Bibit anak ayam ras niaga (kuri/DOC) tipe pedaging harus berasal dari pembibitan ayam ras tipe pedaging sesuai dengan standar persyaratan mutu SNI 01.4868.1-1998 sebagai berikut berat kuri perekor minimal 37 gram, kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat berdiri tegak, aktif, tidak dehidrasi, tidak cacat fisik, warna 5 bulu seragam sesuai dengan galur, kondisi bulu kering, dan mengembang.
Hal penting lainnya mengenai ayam broiler yaitu harga anak ayam. Harga inilah yang pada akhirnya menentukan bibit yang dipilih. Umumnya harga anak ayam ras pedaging relatif sama. Hal yang membedakannya adalah cara pembayarannya. Pembibit mengharuskan membayar segera atau boleh ditunda. Cara membayar tunda itu memang memungkinkan karena anak ayam ras pedaging ini hanya dipelihara dalam waktu 5-6 minggu saja.
Menurut Rasyaf (2003), hal-hal lain yang mempengaruhi penentuan bibit antara lain harga bibit, sistem pembayaran, pelayanan purna jual dan reputasi pembibit yang bersangkutan. Cara pembayaran dan pelayanan puma jual sangat berkaitan dengan reputasi pembibit yang bersangkutan. Pembibit yang berprestasi baik akan bertanggung jawab dan memberikan pelayanan puma jual melalui pelayanan teknis.
e.       Sering terjadi prolapsus
Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jaringan tubuhnya belum maksimal khususnya organ reproduksi, sehingga reproduksinya belum optimal. Salah satu ciri awal yang dapat diamati sebagai indikator terjadinya prolapse adalah terjadinya bercak darah pada telur yang dihasilkan sebagaimana biasa, maka penerapan manajemen pemeliharaan yang tepat dan penuh kehati-hatian akan bisa meminimalisir kasus prolaps sebagaimana beberapa kasus kesehatan lain yang sering terjadi di dalam flok. Jika memungkinkan pemberlakuan isolasi terhadap unggas yang mengalami prolaps akan mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-          Keseimbangan nutrisi dalam ransum diperlukan untuk menjaga kestabilan produksi telur dan mempertahankan pencapaian bobot tubuh sebagaimana level yang direkomendasikan. Sekiranya diperlukan dapat berkonsultasi dengan petugas yang ditunjuk oleh pabrikan pembuat pakan.
-          Pastikan bahwa intensitas cahaya di dalam kandang sesuai dengan level yang direkomendasikan. pertibangkan untuk mengurangi intensitas cahaya dengan menutup cahaya yang dapat masuk melalui jendela / lubang dalam kandang atau dapat dilakukan penggantian lampu dengan ukuran watt yang lebih.
-          Jika terjadi kasus double yolk yang cukup tinggi (lebih dari 4%), lakukan restriki pakan secara ringan (gently restrict feed intake) (pengurangan dilakukan 5-10% dibawah kemampuan konsumsi secara ad libitum).
-          Luangkan waktu untuk melakukan observasi pada unggas terkait dengan peluang terjadinya tingkah laku pematukan vent. jika terjadi maka ayam-ayam tersebut perlu diisolasi.
-          Pertimbangan terakhir, gunakan lampu berwarna merah dengan watt yang sangat rendah. jika unggas tidak bisa membedakan warna kelenjar kerabang (ovarium) yang keluar dengan warna background merah yang terbentu, mungkin dapat mengurangi kerentanan terjadinya kerusakan akibat pecking / pematukan.
f.       Pencahayaan
Faktor cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting karena digunakan untuk mengatur dewasa kelamin, aktifitas peneluran, pemasangan perkawinan, dan produksi sperma. Kekurangan cahaya akan menghambat pertumbuhan organ reproduksi, tingkah laku dan interaksi sosial. Menurut Roni (2008), pencahayaan selama 24 jam untuk ayam breeder periode pemanasan hanya dilakukan pada hari 1-3 dengan tujuan agar ayam mengetahui letak tempat pakan, tempat minum, dan pemanas. Setelah itu, program pencahayaan dilakukan secara ketat sesuai dengan program yang direkomendasikan oleh setiap strain untuk menghindari dewasa kelamin dini (early sexual maturity). Contoh jadwal program pencahayaan untuk ayam breeder (di kandang tertutup) dapat dilihat pada tabel berikut.
Umur (hari)
Lama Pencahayaan (jam)
Intensitas (watt/m2)
Lux
1-2
24
3
30
3-4
20
3
30
5-6
18
3
30
7-8
16
2
20
9-10
12
2
20
11-12
12
2
20
13-14
10
1
10
15-133
8
1
10
134-140
9
2
20
Sedangkan untuk ayam breeder dalam periode pertumbuhan, program penambahan cahaya harus didasarkan pada keadaan lingkungan dan berat badan ayam. Stimulasi cahaya sebaiknya tidak diberikan jika berat badan masih di bawah standar. Penambahan cahaya dapat dilakukan dengan syarat 95% dari jumlah ayam telah mencapai berat 1,78 kg. Pemberian cahaya bertujuan untuk memberikan stimulus atau rangsangan melalui mata yang akan dikirimkan ke sistem hormonal dan saraf (neuro hormonal system) yang akan memacu perkembangan alat reproduksi ayam betina atau dewasa kelamin (sexual maturity).
g.      Kanibalisme
Kanibalisme adalah mematuk bahkan memakan kawan sendiri, kanibalisme dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kekurangan zat makanan, misalnya : protein, mineral dan air minum. Penyebab dan cara penanganan kanibalisme :
-       kurangan pakan dan defisiensi mineral (batu-batuan (grit), mineral (NaCI dan Kalsium) dan kandungan nutrisi lainnya) juga akan memicu timbulnya sifat kanibalisme. Pada ayam petelur, ayam mematuk telurnya untuk menambah kekurangan kalsium. Pada ayam broiler ayam akan mematuk bulu, pial, jari-jari kaki ayam lainnya, bahkan hal ini jika terlalu parah dapat mengakibatkan kematian.
-       Kepadatan populasi dalam kandang dapat mengakibatkan suhu ruang meningkat, sehingga mengakibatkan ayam akan saling berebut atau bertarung yang menyebabkan kanibalisme untuk mendapatkan tempat yang nyaman.
-       Keseragaman umur ternak sangat penting karena kebanyakan ternak yang lebih dewasa akan menyerang ternak yang lebih muda, hal ini berakibat fatal jika saat pematukan mengenai mata atau organ lainnya yang menyebabkan cacat.
-       Kondisi suhu kandang yang terlalu dan lembab akan mengakibatkan unggas menjadi stress. Hal ini dapat memicu timbulnya kanibalisme karena ternak berusaha melepaskan panas tubuh dengan mencari tempat yang nyaman.
-       Kurang tempat makan dan minum baik dari segi jumlah maupun luasnya.hal ini ayam akan berebut untuk makan ataupun minum. Sifat alamiah ternak akan saling memperebutkan makanan. Mereka akan saling mematuk satu sama lain jika tempat pakan yang tersedia terlalu sedikit.
-       kutu, caplak, tungau, dan pinjal juga menyebabkan kanibalisme karena rasa gatal dan ayam akan mematuk-matuk tubuhnya bahkan sampai berdarah.
-       Ayam cenderung menyerang warna merah (jengger), hal ini sering terjadi pada ayam kampung dan ayam petelur. Ayam akan mematuk jengger unggas lainnya. Sifat ini sifat alami ayam.
Cara Penanganan :
-       Cara mengatasinya adalah dengan menambah pakan dan air bersih, kalau perlu air minum ditambah dengan sedikit garam dapur, yaitu 5g/liter air selama dua (2) hari berturut-turut.
-       Populasi kepadatan ayam dalam kandang dikurangi supaya banyak menyisakan ruang gerak. Sehingga ternak dapat dengan mudah melepas panas tubuhnya. Kepadatan kandang sebaiknya 11-12 per meter persegi, hal ini untuk daerah pegunungan. Untuk memelihara dalam bentuk koloni, sebaiknya umur ternak harus seragama, karena unggas yang lebih muda akan menjadi sasaran kanibalisme.
-       Suhu ruangan kandang diharuskan tetap segar dan kelembapan tetap baik tentunya dengan fentilasi kandang yang baik. Suhu ideal untuk unggas sekitar 33° C.
-       Takaran pakan diberikan sedikit lebih banyak dan diberikan secara merata agar semuanya mempunyai akses terhadap pakan. Untuk tempat pakan dapat disesuaikan dengan umur ternak dan jumlah populasi ternak.
-       Melakukan sanitasi kandang dengan membersihkan kandang, dicuci dan disemprot dengan Antiseptik disinfektan untuk membunuh kutu, caplak. Pinjal tungau dengan obat anti kutu (Kututox atau Kututox-S). Untuk mengatasi lalat didalam kandang dengan penyemprotan obat anti lalat.
-       Debeaking (potong paruh) yaitu memotong sedikit paruh ayam agar tidak melukai ketika dipakai untuk mematuk sesamanya. Pemotongan paruh yang dilakukan pada DOC (Day Old Chiken) atau anak ayam berumur dibawah 1 minggu juga memberikan keuntungan dalam hal penanganan jauh lebih mudah dan paruhnya masih lunak, disamping itu apabila ayam mengalami stress akibat pemotongan paruh maka masih tersedia waktu yang cukup panjang untuk mengembalikan kondisinya kepada keadaan semula. Debeaking pada umur muda biasanya dilakukan pada tipe petelur, yaitu umur 10 - 14 minggu dan 3 - 4 minggu sebelum periode produksi yaitu umur 18 – 20 minggu.
Karakteristik Ayam Bibit
Menurut Fadilah et al (2006), saat ini lebih dari 300 jenis ayam murni dan varietas, termasuk ayam broiler pembibit (broiler breeder stock) yang telah terseleksi dan ditingkatkan keunggulan potensi genetiknya, telah tersebar diseluruh dunia. Beberapa potensi genetik yang telah ditingkatkan, yaitu sebagai berikut :
1. Ukuran tubuh besar.
2. Proporsi daging karkas tinggi,
3. Kerangka tulang kuat.
4. Cepat tumbuh.
5. Kulit berwarna putih atau kuning bersih.
6. Memiliki konversi pakan yang baik.
7. Tahan terhadap penyakit.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang ada di lapangan mengenai karakteristik ayam bibit, maka menurut Gunawan dkk (2000) terdapat beberapa persyaratan catur raga yang harus dimiliki oleh ayam bibit, diantaranya yaitu a) kaki kecil dan pendek, b) tulang pubis lebih dari 2 jari, c) tubuh elastis, d) ekor mengipas, di bagian tunggir tumbuh bulu yang merata, e) punggung rata, dari mulai ujung leher sampai kloaka, f) paruh pendek dan kecil, g) mata cerah, h) pial merah, i) jarak capit udang berkisar 4 jari, j) bulu mengkilat.
Menurut Roni (2008) ciri-ciri ayam broiler bibit betina produktif dan nonproduktif yang terdapat pada tabel berikut ini :
Uraian
Ayam Produktif
Ayam Non Produktif
Daerah Kepala
Muka cerah, mata bening, jengger merah, tidak mengantuk, serta lubang hidung dan mulut bersih, tidak berlendir, atau tidak ada eksudat.
Muka buram, mata sayu kadang-kadang berair dan mengantuk, jengger pucat dan mengecil, lubang hidung dan mulut berlendir atau ada eksudat.
Bulu
Cerah, tidak kusam, dan kelihatan berminyak.
Kusam, kelihatan lusuh, kering, dan posisi bulu seperti berdiri.
Sayap
Kuat dan posisi tidak jatuh
Lemah dan posisi sayap terkulai
Kaki
Ayam berdiri tegak, kaki kokoh dan berminyak.
Ayam duduk lesu dan lemah, kaki kelihatan kering.
Kloaka
Bersih, besar, tidak ada kotoran pada bulu di sekitar anus, dan kelihatan seperti berminyak (basah).
Kotor, kecil, kadang-kadang ada pasta putih, bulu-bulu disekitar anus kotor, dan kelihatan kering.
Tulang pubic
Lebar sekitar tiga jari.
Sempit, kurang dari tiga jari.
Produksi telur
Selama satu siklus hidup menghasilkan lebih dari 300 butir.
Selama satu siklus hidup menghasilkan kurang dari 300 butir.
Penampakan
Lincah dan aktif, nafsu.
Lesu, tidak aktif, dan nafsu.
Umum
Makan, dan minum normal.
Makan kurang.
Satu ekor ayam induk nenek betina (grand parent stock/GPS) selama satu siklus hidupnya bisa menghasilkan 35-40 ekor ayam induk (parents stock atau ayam pembibit atau ayam breeder). Sementara itu, satu ekor ayam parent stock betina bisa menghasilkan 120-140 ekor ayam komersial.




BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulan yang bisa di sampaikan adalah perbaikan manajemen merupakan kunci keberhasilan paling utama dalam meningkatkan performance dari ternak unggas khususnya ayam bibit, meskipun pengaruh lingkungan dan genetik memiliki peran. Dalam hal pembibitan perbaikan kualitas daya tetas (hatcebility) manajemen pemeliharaan dari fase strater, grower dan layer atau produksi dipisahkan. Mulai dari manajemen kandang, pemberian pakan, pencegahan penyakit dan pengolahan limbahnya. Pada makalah ini, perbaikan kualitas daya tetas ditekankan pada pemeliharaan bibit indukan di kandang. Dengan memperbaiki manajemen pemeliharaan ayam induk, tentu untuk kualitas periode berikutnya bisa dilakukan.





















DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, A., M. Sulistyati, Budiman, M. Sulaeman, dan K. Hidayat. 2000. Sistem Pengetahuan Lokal Cara Seleksi Ayam Buras dan Uji Coba Potensi Produktivitasnya. Balai Pengkajian Pertanian Lembang.Universitas Padjajaran. Bandung.

Hudson,B.P , R. J. Lien, and J. B. Hess. 2001. Effects of body weight uniformity and pre-peak feeding programs on broiler breederHen performance. http://japr.fass.org/cgi/reprint/10/1/24?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=grand+parent+stock+performance&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype=HWCIT (15 september 2012).

Fadilah, Roni, et al. 2006. Sukses Beternak Ayam Broiler. Bogor: Agromedia Pustaka.

Ginting, M. 2003. Analisis Tingkat Pendapatan dan Efisiensi Penggunaan Faktor- Faktor Produksi Perusahaan Peternakan Ayam Broiler. PT. Prima Karsa di Bogor. Skripsi. Program Studi Ekonomi Peternakan. Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Peebles, d, tomas pansky, steven m. Doyle, and tom w smith. Effect of breeder dietary fat and egg shelclu ticlree moval on subsequent broiler growou performance. http://japr.fass.org/cgi/reprint/7/4/377?maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=breeding+breeder+parent&andorexactfulltext=and&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resourcetype=HWT. (15 september 2012)

Rahardi, F. Dan R. Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Roni, F., Agustin P., Sjamsirul A., dan Eko P. 2008. Panduan Lengkap Sukses Beternak Ayam Broiler. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.





2 komentar:

  1. BANYAK PROMO DISINI

    Agen Poker pulsa Terpercaya Di Indonesia, posisi perwakilan Poker Online mengemukakan pulsa yakni semacam gembong judi yang menamakan tontonan poker online pada kala ini sudah sekali mudah degnan hadirnya tontonan ini poker online sedimen via pulsa fasilitas dalam beraga disebuah pertunjukan judi online yang larat kita jumpai saat ini sebenarnya buah semenjak makin bertumbuhnya zaman dan teknologi saat ini didalam tontonan andalan online. Dengan cuma menggunakan pulsa ragam uang endapan atraksi di poker deposit pulsa online, petugas sudah mendapat putaran yang lawas berkelakuan serta memenangkan permainan.

    Beraga mengusulkan pulsa didalam pementasan judi online mestinya sebenarnya bakal makin melecehkan pegawai masa agan melakukan pergelaran cagaran online. Sehubungan adanya endapan dengan pulsa alkisah petugas tentu piawai berdasarkan ringan bernilai berpura-pura lalu berprofesi jagoan didalam simetri permainan poker. Pergelaran judi online deposit via pulsa pastinya hendak menggayuh beberapa nilai sok yang mampu berbentuk pulsa juga atau berwujud uang sahih didalam setangkup permainan judi online.

    BACA JUGA:

    poker via pulsa
    judi poker via pulsa
    main judi pulsa


    Daftar sekarang hanya di ZeusBola

    BalasHapus
  2. BONUS 10% SETIAP HARI

    Perutusan Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan paling baik yg menyediakan jasa pelayanan kepada permulaan akun permainan judi atau taruhan online untuk kamu di duta judi online yg berderajat International, benar dan terpercaya hanya di poker pulsa.

    Sebagai Agen Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dgn maskapai Sbobet beroperasi di Asia yang dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh sang presiden Isle of Man pada beroperasi yang merupakan juru taruhan latihan jasmani sedunia.


    https://bolazeus.pw/2018/12/28/situs-agen-taruhan-sabung-ayam-s128-deposit-pulsa-termurah/
    https://bolazeus.pw/2018/12/27/link-alternatif-s128-deposit-pulsa-sabung-ayam-online/
    https://bolazeus.pw/2018/12/26/panduan-judi-deposit-pulsa-telkomsel-teraman/
    https://bolazeus.pw/2018/12/26/cara-memilih-agen-poker-deposit-via-pulsa/

    bonus deposit sabung ayam s128

    Daftar di Link Alternatif anti Internet Positif disini :
    https://zeus77.net
    livechat zeusbola

    Ayo daftar sekarang di Zeusbola

    BalasHapus