Jumat, 14 Juni 2013

MAKALAH MANUSIA KEBUDAYAAN








MAKALAH SOSIOLOGI PEDESANAN
“ LUNTURNYA KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA ”






Oleh :
NAMA  : UMI FADILAH
                    NIM      : D1E012013
       KELAS  : B



KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tanpa hambatan.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan, Ibu Hermin Purwaningsih  yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran kepada saya. Terlebih lagi dalam penyusunan makalah ini sehingga saya dapat menyelesaikannya dengan baik.
Saya menyusun makalah yang berjudul “ Lunturnya Kebudayaan Masyarakat Desa ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiolagi Pedesaan yang diberikan oleh Ibu Hermin Purwaningsih.
 Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah saya curahkan dalam menyusun makalah ini. Semog ausaha saya tidak sia-sia dan mendapatkan hasil yang baik.
Akhirnya, saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari sempurna, karena saya menyusun ini dalam rangka mengembangkan kemampuan diri. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun baik lisan maupun tulisan sangat saya harapkan.





Purwokerto, 11 Juni 2013
Hormat kami,

Penulis


DAFTAR ISI
                                               
JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah............................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN........................................................................................... 3-5
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 6
3.1 Saran................................................................................................................ 6




I. PENDAHULUAN
1.1           Latar Belakang
Masyarakat adalah kelompok manusia yang menempati suatu wilayah tertentu dalam waktu yang lama yang merasa terikat satu dengan lainnya yang akhirnya membentuk kebudayaan yang sama, nilai dan norma sosial yang sama pula. Kebudayaan yang lahir berawal dari sebuah adat dari suatu masyarakat tersebut yang kemudian menjadi kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia pun mengalami perubahan. Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan diri dengan kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu sendiri.
Berkembangnya dunia globalisasi ini mengantarkan Indonesia harus siap dalam menghadapi dunia global dan persaingan global. Hal tersebutlah yang sedikit demi sedikit telah melunturkanya budaya Indonesia. Masyarakat desa di Indonesia yang adaptif dan pasif kini sudah mulai menjadi masyarakat yang dinamis dan aktif, rasa kekeluargaan yang tinggi kini luntur karena datangnya pengaruh luar. Didalam masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan masyarakat yang tidak mendapat pengaruh. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya, namun perubahannya hanya mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, kecuali organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan sosial tersebut bardampak pada munculnya semangat-semangat untuk menciptakan produk baru yang bermutu tinggi dan hal inilah yang menjadi dasar terjadinya revolusi industri, serta kemunculan semangat asketisme intelektual.
1.2           Rumusan Masalah
a.       Bagaimana lunturnya kebudayaan masyarakat desa dan cara mengatasi pengaruh lunturnya kebudayaan masyarakat desa tersebut ?
b.      Apa dampak dari perubahan social budaya dalam masyarakat  ?
1.3           Tujuan Makalah
a.       Agar kita dapat mengetahui cara mengatasi lunturnya kebudayaan masyarakat desa.
b.      Agar kita dapat mengetahui dampak dari perubahan social budaya dalam masyarakat 





















II. PEMBAHASAN
Kebudayaan ( culture ) berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata buddayah yang berarti budi atau akal. Sehingga Ralph Linton mendefinisakan kebudayaan yang berbeda dengan pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari : “Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian dari tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap,dan juga hasil dari kegiatan menusia yang khas untuk suatu masyarakat atau suatu kelompok penduduk tertentu. Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar.
Kebudayaan tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis. . Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia ( Harris, 1988 ).
Sedangkan definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan. Budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia berpikir, berkreasi dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir dan interpretasi manusia terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu ( Benedict, 1980 ).
Seiring berkembangnya jaman dan bergersernya pola kehidupan masyarakat tradisional ke masyarakat modern, kebudayaan yang kita miliki akan terus luntur jika kita tidak ada filter dari diri kitanya, sekaligus mengalami degradasi. Kesadaran akan melakukan penyaringan ini juga tidak selalu sama pada setiap masyarakat dan hasilnya juga berbeda pada setiap masyarakat. Disamping merupakan identitas suatu bangsa, budaya juga merupakan aset yang harus dipertahankan dan terus dikembangkan. Nilai kebudayaan telah melekat di dalam masyarakat Indonesia, nilai-nilai kebudayaan tersebut sangat beragam antara wilayah 1 dengan wilayah yang lain pun akan berbada. Namun di era sekarang ini nilai kebudayaan di dalam masyarakat telah mulai meluntur bahkan ada sebagian yang mulai menghilang. Salah satu penyebabnya adalah era globalisasi yang dapat menggeser nilai-nilai kebudayaan yang telah melekat di dalam masyarakat Indonesia.
Gejala moderenisasi dan globalisasi  yang kita alami ditandai dengan berkembangnya IPTEK yang dapat meningkatkan kemakmuran rakyat yang juga dapat berdampak positif maupun negatif dalam kehidupan kita. Nasib bangsa Indonesia dan nilai-nilai kebudayaan sangat tergantung kepada kemampuan penalaran, skill, dan manajemen masyarakat khususnya kaum muda sebagai generasi penerus. Sayang sekali sampai dengan saat ini, masyarakat Indonesia mengalami krisis kebudayaan. Bahkan kebudayaan asli bangsa terkesan dibiarkan mati merana digerilya oleh kebudayaan asing khususnya kebudayaan barat. Semangat rakyat yang senang bergotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, bermusyawarah memutuskan cara penyelesaian masalah sudah sangat jarang terlihat. Nilai-nilai kebudayaanpun sudah mulai hilang terlindas oleh kemajuan jaman .  Kebudayaan modern tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan tradisional kita sendiri, sekaligus juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis modern sungguhan.
Dahulu, nilai gotong royong sangat terasa sekali, jika ada tetangga yang melaksanakan hajatan. Ketika petani mau menanam padi atau kedelai di ladang atau panenan, pasti tidak di bayar, upahnya hanya makan pagi dan siang atau makan kecil. Jadi, kalau ada diantara mereka menanam atau memanen, maka warga yang lainnya ikut gotong royong dan begitu sebaliknya, terjadi semacam barter tenaga. Sekarang keadaanya telah bergeser, kalau mau bercocok tanam atau panenan sudah harus memperhitungkan upah. Adanya desakan ekonomi yang cukup kuat memang sangat sulit dan berat untuk mempertahankan model gotong royong seperti diatas, dan memang tidak harus dipertahankan benar-asal proporsional.
Adanya perubahan sosial budaya secara langsung atau tidak  langsung akan memberikan dampak negatif dan positif.
a.       Dampak Positif
Perubahan dapat terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.
b.      Dampak Negatif
Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang bersangkutan. Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan negative ( Narwoko, 2010 ).
Kebudayaan tidak bersifat statis melainkan dapat berubah. Tanpa adanya gangguan dari kebudayaaan lainatau asing pun dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar aka nada individu-individu dalam kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi-variasi baru dalam tingkah laku-tingkah laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan di kemudian hari akan menjadi kebudayaanya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek lingkungan dalam kebudayaan dan pada akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi. ( Ridcharson, 1975 )


III. PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.                  Kebudayaan tidak diwariskan melainkan kebudayaan diperoleh dengan cara belajar.
2.               Lunturnya kebudayaan disebabkan karena masuknya pengaruh globlisasi dan cara mengatasi pengaruh globalisasi agar tidak luntur atau terdegradasi yaitu dengan cara memfilter kebudayaan asing yang masuk.
3.               Adanya perubahan social budaya secara tidak langsung akan memberikan dampak positif dan negative.

B.     Saran
Perlu diketahui bahwa perubahan sosial budaya karena globalisasi itu tidak selamanya buruk dan tidak selamanya baik. Kita harus dapat membentengi diri kita dengan iman dan ilmu pengetahuan agar dapat mengambil pengaruh baik darii perubahan social budaya itu.




DAFTAR PUSTAKA
Bakker, JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Benedict, Ruth. 1980. Patterns of Culture. Boston : Houghton Mifflin.
Harris,Marvin. 1988. ” Culture, People, Nature : An Introduction to General Anthropology”. New York : Harper and Raw Publisher.
Narwoko Dwi.J  dan Suyanto Bagong. 2010. Sosiologi  Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Kencana
Ricardson, Milles. 1975. “ Anthropologys-the Myth Teller “. American Ethnologist. Vol 2. No 3.
Siregar, Leonard. 2002. “Antropologi dan Konsep Kebudayaan”. Antropologi papua vol. 1 No.1