MAKALAH SOSIOLOGI PEDESANAN
“ LUNTURNYA KEBUDAYAAN MASYARAKAT DESA ”
Oleh
:
NAMA
: UMI FADILAH
NIM :
D1E012013
KELAS : B
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tanpa hambatan.
Saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada Dosen Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan, Ibu Hermin Purwaningsih yang telah memberikan bimbingan dan
pengajaran kepada saya. Terlebih lagi dalam penyusunan makalah ini sehingga
saya dapat menyelesaikannya dengan baik.
Saya menyusun makalah yang berjudul “ Lunturnya
Kebudayaan Masyarakat Desa ” ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Sosiolagi Pedesaan yang diberikan oleh Ibu Hermin Purwaningsih.
Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah
saya curahkan dalam menyusun makalah ini. Semog ausaha saya tidak sia-sia dan mendapatkan
hasil yang baik.
Akhirnya, saya menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh
dari sempurna, karena saya menyusun ini dalam rangka mengembangkan kemampuan
diri. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
baik lisan maupun tulisan sangat saya harapkan.
Purwokerto,
11 Juni 2013
Hormat
kami,
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3
Tujuan Makalah............................................................................................... 2
II.
PEMBAHASAN........................................................................................... 3-5
III.
PENUTUP
3.1
Kesimpulan...................................................................................................... 6
3.1
Saran................................................................................................................ 6
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masyarakat adalah
kelompok manusia yang menempati suatu wilayah tertentu dalam waktu yang lama
yang merasa terikat satu dengan lainnya yang akhirnya membentuk kebudayaan yang
sama, nilai dan norma sosial yang sama pula. Kebudayaan yang lahir berawal dari
sebuah adat dari suatu masyarakat tersebut yang kemudian menjadi kebiasaan yang
dilakukan secara berulang-ulang. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan umat manusia
pun mengalami perubahan. Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai
proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan berbagai penyempurnaannya
juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar bergerak maju
tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan diri dengan kebudayaan lain,
bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu sendiri.
Berkembangnya dunia globalisasi ini mengantarkan Indonesia harus
siap dalam menghadapi dunia global dan persaingan global. Hal tersebutlah yang
sedikit demi sedikit telah melunturkanya budaya Indonesia. Masyarakat desa di
Indonesia yang adaptif dan pasif kini sudah mulai menjadi masyarakat yang
dinamis dan aktif, rasa kekeluargaan yang tinggi kini luntur karena datangnya
pengaruh luar. Didalam
masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh
perubahan sosial budaya dan masyarakat yang tidak mendapat pengaruh. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai
sosial norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang
interaksi sosial.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya,
namun perubahannya hanya mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat, kecuali organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan sosial tersebut
bardampak pada munculnya semangat-semangat untuk menciptakan produk baru yang
bermutu tinggi dan hal inilah yang menjadi dasar terjadinya revolusi industri,
serta kemunculan semangat asketisme intelektual.
1.2
Rumusan Masalah
a. Bagaimana
lunturnya kebudayaan masyarakat desa dan cara mengatasi pengaruh lunturnya
kebudayaan masyarakat desa tersebut ?
b. Apa
dampak dari perubahan social budaya dalam masyarakat ?
1.3
Tujuan Makalah
a. Agar
kita dapat mengetahui cara mengatasi lunturnya kebudayaan masyarakat desa.
b. Agar
kita dapat mengetahui dampak dari perubahan social budaya dalam masyarakat
II. PEMBAHASAN
Kebudayaan ( culture ) berasal dari bahasa
sansekerta yaitu dari kata buddayah yang berarti budi atau akal.
Sehingga Ralph Linton mendefinisakan kebudayaan yang berbeda dengan pengertian
kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari : “Kebudayaan adalah seluruh cara
kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian dari tata cara
hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”. Jadi, kebudayaan
menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku,
kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap,dan juga hasil dari kegiatan menusia
yang khas untuk suatu masyarakat atau suatu kelompok penduduk tertentu.
Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar.
Kebudayaan tidak diturunkan secara
biologis atau pewarisan melalui unsur genetis. . Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang
berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola
pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia ( Harris, 1988 ).
Sedangkan definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat
sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut antropologi,
kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang
dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya
dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur
melalui proses pendidikan. Budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia
berpikir, berkreasi dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir
dan interpretasi manusia terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat
nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia
berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat
perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat
yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya
tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada
kebudayaan tertentu ( Benedict, 1980 ).
Seiring
berkembangnya jaman dan bergersernya pola kehidupan masyarakat tradisional ke
masyarakat modern, kebudayaan yang kita miliki akan terus luntur jika kita
tidak ada filter dari diri kitanya, sekaligus mengalami
degradasi. Kesadaran akan melakukan penyaringan ini juga tidak selalu sama pada
setiap masyarakat dan hasilnya juga berbeda pada setiap masyarakat. Disamping
merupakan identitas suatu bangsa, budaya juga merupakan aset yang harus
dipertahankan dan terus dikembangkan. Nilai kebudayaan telah melekat di dalam
masyarakat Indonesia, nilai-nilai kebudayaan tersebut sangat beragam antara
wilayah 1 dengan wilayah yang lain pun akan berbada. Namun di era sekarang ini
nilai kebudayaan di dalam masyarakat telah mulai meluntur bahkan ada sebagian
yang mulai menghilang. Salah satu penyebabnya adalah era globalisasi yang dapat
menggeser nilai-nilai kebudayaan yang telah melekat di dalam masyarakat
Indonesia.
Gejala moderenisasi dan globalisasi yang kita alami ditandai dengan berkembangnya
IPTEK yang dapat meningkatkan kemakmuran rakyat yang juga dapat berdampak
positif maupun negatif dalam kehidupan kita. Nasib bangsa
Indonesia dan nilai-nilai kebudayaan sangat tergantung kepada kemampuan
penalaran, skill, dan manajemen masyarakat khususnya kaum muda sebagai generasi
penerus. Sayang sekali sampai dengan saat ini, masyarakat Indonesia mengalami
krisis kebudayaan. Bahkan kebudayaan asli bangsa terkesan dibiarkan mati merana
digerilya oleh kebudayaan asing khususnya kebudayaan barat. Semangat rakyat
yang senang bergotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, bermusyawarah
memutuskan cara penyelesaian masalah sudah sangat jarang terlihat. Nilai-nilai
kebudayaanpun sudah mulai hilang terlindas oleh kemajuan jaman . Kebudayaan modern tiruan membuat kita lepas dari kebudayaan
tradisional kita sendiri, sekaligus juga tidak menyentuh kebudayaan teknologis
modern sungguhan.
Dahulu, nilai gotong
royong sangat terasa sekali, jika ada tetangga yang melaksanakan hajatan.
Ketika petani mau menanam padi atau kedelai di ladang atau panenan, pasti tidak
di bayar, upahnya hanya makan pagi dan siang atau makan kecil. Jadi, kalau ada
diantara mereka menanam atau memanen, maka warga yang lainnya ikut gotong
royong dan begitu sebaliknya, terjadi semacam barter tenaga. Sekarang keadaanya
telah bergeser, kalau mau bercocok tanam atau panenan sudah harus
memperhitungkan upah. Adanya desakan ekonomi yang cukup kuat memang sangat
sulit dan berat untuk mempertahankan model gotong royong seperti diatas, dan
memang tidak harus dipertahankan benar-asal proporsional.
Adanya perubahan
sosial budaya secara langsung atau tidak langsung akan memberikan dampak
negatif dan positif.
a.
Dampak Positif
Perubahan dapat terjadi jika
masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Keadaan
masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan disebut adjusment,
sedangkan bentuk penyesuaian dengan gerak perubahan disebut integrasi.
b.
Dampak Negatif
Akibat negatif terjadi
apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan
gerak perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan
disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi. Penerimaan
masyarakat terhadap perubahan sosial budaya dapat dilihat dari perilaku
masyarakat yang bersangkutan. Apabila perubahan sosial budaya tersebut tidak
berpengaruh pada keberadaan atau pelaksanaan nilai dan norma maka perilaku
masyarakat akan positif. Namun, jika perubahan sosial budaya tersebut menyimpang
atau berpengaruh pada nilai dan norma maka perilaku masyarakat akan negative (
Narwoko, 2010 ).
Kebudayaan tidak bersifat statis melainkan dapat berubah.
Tanpa adanya gangguan dari kebudayaaan lainatau asing pun dia akan berubah
dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar aka nada individu-individu dalam
kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi-variasi baru dalam
tingkah laku-tingkah laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan di
kemudian hari akan menjadi kebudayaanya. Dapat juga terjadi karena beberapa
aspek lingkungan dalam kebudayaan dan pada akhirnya akan membuat kebudayaan
tersebut secara lambat laun akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi. (
Ridcharson, 1975 )
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas, dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Kebudayaan tidak diwariskan melainkan kebudayaan diperoleh
dengan cara belajar.
2.
Lunturnya kebudayaan disebabkan karena masuknya pengaruh
globlisasi dan cara mengatasi pengaruh globalisasi agar tidak luntur atau
terdegradasi yaitu dengan cara memfilter kebudayaan asing yang masuk.
3.
Adanya perubahan social budaya secara tidak langsung akan
memberikan dampak positif dan negative.
B.
Saran
Perlu diketahui bahwa perubahan sosial budaya karena
globalisasi itu tidak selamanya buruk dan tidak selamanya baik. Kita harus
dapat membentengi diri kita dengan iman dan ilmu pengetahuan agar dapat
mengambil pengaruh baik darii perubahan social budaya itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Bakker,
JWM. 1999. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Benedict, Ruth. 1980. Patterns of Culture.
Boston : Houghton Mifflin.
Harris,Marvin.
1988. ” Culture, People, Nature : An Introduction to General Anthropology”.
New York : Harper and Raw Publisher.
Narwoko
Dwi.J dan Suyanto Bagong. 2010. Sosiologi Teks
Pengantar dan Terapan. Jakarta : Kencana
Ricardson,
Milles. 1975. “ Anthropologys-the Myth Teller “. American Ethnologist. Vol
2. No 3.
Siregar,
Leonard. 2002. “Antropologi dan Konsep Kebudayaan”. Antropologi papua vol. 1
No.1