MAKALAH
FISIOLOGI TERNAK
HUBUNGAN
ANTARA DECEREBRASI DENGAN SISTEM REFLEK
Disusun oleh:
UMI FADILAH
D1E012013
ISMI NURFATIKHA D1E012019
BAITUL MUARIFAH
D1E012---
DANI YUNIARTI D1E012182
ALDILA HISYAM D1E012246
FIRMAN ARDISUKMANA D1E012181
ADITYA PRASETYA U
D1E012---
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah fisiologi ternak bertemakan hubungan antara decerebrasi dengan sistem reflek tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas akhir praktikum yang diberikan serta menambah
kalkulasi nilai untuk nilai akhir praktikum fisiologi ternak yang berkorelasi dengan nilai akhir semester genap 2012/2013. Menjadikan hubungan antara
decerebrasi dengan sistem reflek menjadi fokus utama dalam pembahasan demi
pembahasan yang coba di sampaikan melalui makalah yang singkat ini.
Beberapa pihak telah ikut berperan serta dalam penyelesaian makalah ini ,untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telag
memberikan nikmat yang tiada tara.
2. Asisten dan teman-teman
semua yang telah memberikan informasi.
3. Orang tua yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
4. Beserta semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini, yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Penulis berharap penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Dengan hati yang terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca yang
bersifat membangun atau koreksi tentang isi makalah, yang akhirnya dapat menambah kesempurnaan dari penyusunan makalah ini.
Purwokerto, 18 Mei 2013
Hormat kami,
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG
Organ tubuh mahluk hidup yang juga
sangat vital selain jantung, pembuluh darah dan lainnya adalah otak yang
merupakan pusat kontrol dan pengendali syaraf. Otak yang merupakan sistem
syaraf pusat juga bagian dari syaraf sendiri terdiri dari otak besar
(cerebrum), otak tengah, otak kecil (cerebellum) yang mempunyai fungsi
berbeda-beda dengan lainnya. Dalam kerjanya otak juga berperan dalam mengatur
gerak manusia, baik dalam gerak biasa maupun gerak reflek.
Reflek adalah suatu aktivitas jaringan perifer yang tidak disadari akibat
adanya pacuan terhadap reseptor maupun serabut afferent arcus reflect. Gerak
refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan
menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak paku,secara otomatis kita akan
menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga terjadi ketika kita membaui
makanan enak , dengan keluarnya air liur tanpa disadari.
Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori
langsung disampaikan oleh neuron perantara (neuron penghubung). Hal ini berbeda
sekali dengan mekanisme gerak biasa. Gerak biasa rangsangan akan diterima oleh saraf
sensorik dan kemudian disampaikan langsung ke otak. Dari otak kemudian
dikeluarkan perintah ke saraf motori sehingga terjadilah gerakan. Artinya pada
gerak biasa gerakan itu diketahui atu dikontrol oleh otak. Sehingga oleh sebab
itu gerak biasa adalah gerak yang disadari.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan gerak
reflek ?
b. Apa hubungan antara decerebrasi dengan
gerak reflek ?
3. Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui pengertian dan
klasifikasi gerak reflek.
b. Untuk mengetahui hubungan antara
decerebrasi dengan gerak reflek.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
GERAK REFLEK
Reflek adalah suatu
proses yang terjadi pada organisme sebagai respon terhadap rangsangan yang di
terima reseptor dengan selalu menyertakan sisitem syaraf pusat. Reflek dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Reflek
tak bersyarat
Ciri-ciri reflek tak bersyarat adalah :
Respon yang muncul akan sama ( seragam )
pada suatu spesies, yang berperan adalah system syaraf pusat bagian bawah :
mata berkedip, batuk dan respon insting lain ( yang berhubungan dengan pakan,
sex, survival ).
b. Reflek bersyarat
Cirri-ciri reflek bersyarat adalah
respon yang diberikan akan berbeda pada tiap individu tergantung pada
pengalaman atau latihan dari individu. Melibatkan sisem saraf pusat bagian atas
( otak ), contohnya adalah hewan penarik kereta, ular kobra menari karena irama
suling, sapi jantan aduan ( torro) akan menyeruduk bendera merah yang
dikibarkan matador ( Adisuwirjo, 2001 ).
Refleks sebenarnya merupakan gerakan respon dalam usaha mengelak dari
suatu rangsangan yang dapat membahayakan atau mencelakakan. Gerak refleks
berlangsung dengan cepat sehingga tidak disadari oleh pelaku yang bersangkutan.
Gerak refleks dapat dibedakan menjadi refleks kompleks dan refleks tunggal.
Refleks kompleks adalah refleks yang diikuti oleh respon yang lain, misalnya
memegang bagian yang kena rangsang dan berteriak yang dilakukan pada waktu yang
sama. Refleks tunggal adalah refleks yang hanya melibatkan efektor tunggal.
Berdasarkan tempat konektornya refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks
tulang belakang (refleks spinalis) dan refleks otak (Franson, 1992).
2.
HUBUNGAN DECEREBRASI DAN GERAK REFLEK
Decerebrasi adalah pengangkatan otak, atau katak yang
digunting bagian kepalanya sehingga sudah tidak memiliki otak lagi. Rusaknya
otak menyebabkan hubungan antara alat-alat vastibuler dengan sumsum tulang
belakang hilang, sehingga katak tersebut tidak dapat membalikan tubuhnya ketika
ditelentangkan, sedangkan refleks dari kaki depan dan belakang menunjukkan
sistem saraf perifer yang mempengaruhi ekstrimitas masih bekerja. Reseptor
menerima rangsang yang berupa rangsang mekanis (pijatan) lalu diubah menjadi
potensial aksi, sehingga timbul respon.Refleks biasanya menghasilkan respon
jika bagian distal sumsum tulang belakang memiliki bagian yang lengkap dan
mengisolasi ke bagian pusat yang lebih tinggi. Tetapi kekuatan
dan jangka waktu menunjukan keadaan sifat involuntari yang meningkat bersama
dengan waktu (Madhusoodanan, 2007). jadi. Meskipun katak telah di potong
otaknya, masih dapat melakukan gerakan ( gerak reflek ) karena gerak reflek
dipengaruhi oleh sum-sum tulang blakang bukan dari otak.
Dalam katak syaraf yang menghubungkan antara sinyal motoris dan
sensoris antaa system syaraf pusatdan bagian tubuh lain secara bersamaan
disebut system syaraf tepi. Pada tiap segmen tubuh vertebrata terdapat satu pasang
saraf perifer. Pada sebagian besar saraf spinal, neuron aferen dan eferen terletak
berdekatan, tetapi sum-sum tulang belakang saraf terbagi menjadi akar dorsal
dan akar ventral dan neuronnya terpisah. Dalam akar dorsal terdapat neuron
aferen dan mempunyai suatu pembesaran yaitu ganglion akar dorsal, yang
mengandung badan sel-selnya sendiri. Badan sel neuron aferen hampir selamanya
terletak dalam ganglion pada saraf kranial dan saraf spinal spinal. Neuron
aferen masuk ke dalam sum-sum tulang belakang dan berakhir pada sinapsis dengan
dendrit atau badan sel dari interneuron. Saraf spinal semua vertebrata pada
dasarnya sama, meskipun pada vertebrata yang paling primitif akar-akar itu di
perifer tidak bargabung dan beberapa neuron aferen keluar dari sum-sum maelalui
akar dorsal.
Jalannya impuls pada gerak reflek adalah :
reseptor – syaraf sensoris – ( melalui lengkung dorsal ) – medulla spinallis –
syaraf motoris ( melalui lengkung ventral ) – efektor ( Sari, 2010 ).
1.Refleks Tungkai Belakang dan Depan
pada Katak
Pada percobaan ini untuk membuktikan gerak reflex diberikan yaitu dengan
merusak otak katak dan merusak sumsum tulang belakang.
a. Posisi
tubuh
Dalam keadaan
normal,sebelum otak katak dan sumsum tulang belakang dirusak posisi katak yang
tertelungkup,menunjukan posisi tubuh katak dengan kepala yang tegak, posisi
tubuh sempurna dan terkadang melompat-lompat pada saat tubuh dibalikkan atau
dalam posisi terlentang katak segera membalikkan tubuhnya dengan cepat, hal ini
terjadi karena katak masih dalam keadaan normal yaitu masih memiliki alat
keseimbangan dan sumsum tulang belakang. Pada perlakuan kedua setelah otak
katak dirusak dengan cara ditusuk posisi tubuh katak menelungkup dengan posisi
kepala menunduk kebawah dan badan berputar-putar dengan posisi perut yang menempel
kebawah. Hal ini terjadi karena telah terputusnya hubungan antara labirin dan
sumsum tulang belakang, sehingga refleks koreksi sikap sudah hilang hanya
tinggal medulla spinalisnya saja.
b.
Refleks saat
dicubit dengan pinset
Dalam keadaan normal
sebelum otak dan sumsum otak belakang dirusak, reaksi katak saat tungkai
belakangnya dicubit perlahan dengan pinset, terjadi gerak refleks sangat cepat
atau terkejut, dan melompat untuk menghindari cubitan. Hal ini terjadi karena
katak masih memiliki alat keseimbangan dan sumsum tulang belakang, sehingga
katak masih dapat melakukan gerak reflek. Pada perlakuan kedua setelah otak
katak dirusak dengan cara ditusuk, reaksi katak saat dicubit, tungkai
belakangnya secara perlahan dengan menggunakan pinset yaitu terjadi gerakan
refleks secara lambat. Hal ini dikarenakan pusat gerak refleks adalah medulla
spinalis bukan otak, jadi katak masih bisa melakukan gerak refleks. Saat
dicubit perlahan katak tidak menimbulkan refleks apapun, medulla spinalis yang
telah mati membuat katak tidak dapat memberikan gerak respon karena
koordinasinya sudah terputus. Refleks merupakan respon bawa sadar terhadap
adanya suatu stimulus internal ataupun external untuk mempertahankan kedaan
seimbang dari tubuh.
c.
Refleks Saat
Diberi larutan asam cuka
Dalam keadaan normal sebelum otak dan sumsum tulang belakang
dirusak , saat kaki kanan katak dicelupkan ke dalam air cuka, terjadi refleks
kaki katak menolak ketika tersentuh air tersebut dan pergerakan kaki katak naik
ke atas sangat cepat. Hal ini disebabkan karena katak masih memiliki alat
keseimbangan dan sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf, sehingga terjadi
refleks yang sangat cepat. Asam cuka encer ( CH3COOH ) menginduksi mitokondria
yang terdapat di otot rangka untuk menghasilkan Ca2+. Peningkatan konsentrasi
Ca2+ di otot rangka digunakan untuk kontraksi otot polos. Pada percobaan
selanjutnya dimana medulla spinalisnya dirusak dan kemudian diberi perlakuan
dengan mencelupkan kaki kanan katak ke dalam larutan asam cuka, maka katak
tersebut tidak merespon. Hal ini terjadi karena medulla spinalis yang merupakan
pusat syaraf juga telah dirusak maka secara langsung tidak akan terjadi gerak
refleks.
d.
Refleks saat
diberi air ledeng
Dalam keadaan normal
sebelum otak dan sumsum tulang belakang katak dirusak
Dan kaki kiri katak
dicelupkan ke dalam air ledeng kaki katak tidak melakukan gerak refleks untuk
menghindari air atau kaki ikut menyelam didalam air ledeng. Sedangkan pada
percobaan ke dua setelah otak katak dirusak, sehingga hanya memiliki sumsum
tulang belakang sebagai pusat syaraf, tidak terjadi gerak refleks pada kaki
katak seperti di air cuka atau kaki katak ikut menyelam di dalam air ledeng.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Gerakan refleks
merupakan gerakan spontan tanpa disadari akibat rangsangan yang dikoordinasi
oleh sistem saraf menjadi suatu gerakan.
b. Dalam gerak
refleks sum-sum tulang belakang memiliki peran penting yang menghubungkan
banyak interneuron.
c. Sum-sum tulang
belakang masih dapat menanggapi rangsang dan mengkoordinasikannya untuk
diteruskan ke efektor dan menimbulkan gerakan refleks, meskipun saraf spinal
rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Adisuwirjo. 2001. Fisiologi
Dasar Ternak. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman.
Frandson. 1992. Anatomi
dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Kimbal, J. W. 1988. Biologi II. Erlangga, Jakarta.
Madhusoodanan, M. G. P. 2007.” Continence Issues in
the Patient with Neurotrauma. Senior Consultant Surgery, Armed Forces Medical
Services ‘M’ Block, Ministry of Defence, DHQ, New Delhi”. Indian Journal of
Neurotrauma (IJNT) 2007, Vol. 4, No. 2, pp. 75-78.
Sari, Juwita Lela. 2010. “ Fisiologi Sistem
Syaraf pada Katak “. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar